MAKALAH CAPITAL BUDGETING

MAKALAH

 CAPITAL BUDGETING

Dosen Pembimbing MaximusAlexander Pater, SE, MM

 

 


Nama: Riyanti Olivia

NIM: 19310135

Kelas: RPA-SMT3-2020

 

 

STIE MAHARDHIKA SURABAYA

2020

Alamat: JL WISATA MENANGGAL 42A

SURABAYA - 60234 - INDONESIA

Telp. 031-8550077/99

KATA PENGANTAR

 

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayah-Nya kepada Pembaca Semua, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Penganggaran Modal (CAPITAL BUDGETING) dengan hasil kerja keras sendiri.

Makalah ini telah saya susun dengan semaksimal Mungkin.Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki Makalah Penganggaran Modal (CAPITAL BUDGETING) ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah mengenai Penganggaran Modal (CAPITAL BUDGETING) ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

 

 

Surabaya 30 oktober 2020

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DARTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.. ii

DARTAR ISI. iii

BAB 1. 1

(PENDAHULUAN) 1

1.1         Latar belakang. 1

1.2         Rumusan Masalah. 1

1.3         Tujuan. 1

BAB II. 2

PEMBAHASAN.. 2

2.1 Pengertian Capital Budgeting ( Penganggaran Modal ) 2

2.2 Pentingnya Capital Budgeting. 3

2.3 Tahapan Capital Budgeting. 3

2.4  Proses Capital Budgeting. 4

2.5 Arus kas. 5

2.6 Metode ANALISIS Capital Budgeting. 6

1.       Metode Period Method. 6

2.       Net present value method (NPV ) 7

3.       Metode Profititabilty Index (PI) 8

4.       Metode Accounting Rate Of Return (ARR) 8

5.       Metode internal Rate Of Return (IRR) 9

KASUS. 10

CAPITAL BUDGENTING.. 10

Contoh Soal 10

Penyelesaian: 11

BAB III. 13

PENUTUPAN.. 13

3.1         Kesimpulan. 13

3.2         Saran. 14

DAFTAR PUSAKA.. 14

 

                                                

                                                


BAB 1

(PENDAHULUAN)

1.1            Latar belakang

 

          Penganggaran modal adalah proses kegiatan yang merangkup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh manfaat pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi yang diusulkan. Aktivitas suatu investasi bertujuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan selama periode tertentu yang akan datang, yang mempuyai titik awal  (kapan investasi dilaksanakan) dan titik akhir (kapan investasi akan berakhir)

 

          Tetapi sering kali penganggaran modal disalah tafsirkan sebagai alat untuk menghitung keuntungan saj, padahal penggunaan modal (capital budgeting) bukan hanya sekedar itu saja maka itu kita harus memahami secara betul pengertian penganggran modal (capital budgeting) agar takfiran tidak hanya sebatas pada mencari keuntungan saja tetapi melakukan keputusan investasi yang akan berdampak bagus pada jangka panjang maupun jangka pendek bagi perusahaan. Disuatu perusahaan seorang manjer jeuangan harus paham betul dengan penganggaran modal ( capital budgeting ) ini sebab seorang manejerlah yang akan memutuskan investasi agar berdampak baik bagi perusahaan.

 

          Berdasarkan penerapan diatas maka penulis akan membuat makah yang berjudul “Capital Budgeting’. Sehingga diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai apa itu capital budgetingdan apa pentingnya bagi perusahaan.

 

1.2           Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian capital budgeting?

2.      Apa pentingnya capital budgeting?

3.      Bagaimana tahapan capital budgeting?

4.      Apa maksud dengan arus kas (cash flow)?

5.      Sebutkan metode analisis  (capital budgeting)?

 

1.3           Tujuan

1.      Untuk mengetahui Pengertian Capital Budgeting ( Penganggaran Modal )

2.      Untuk mengetahui seberapa Pentingnya Capital Budgeting

3.      Untuk mengetahui bagaimana Tahapan Capital Budgeting

4.      Untuk mengetahui Cara Proses Capital Budgeting

5.      Untuk mengetahui Pengertian Arus Kas

6.      Untuk mengetahui Metode Analisis Capital Budgeting


BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Pengertian Capital Budgeting ( Penganggaran Modal )

 

          Penganggaran Modal (Capital Budgeting) adalah suatu konsep investasi , sebab penganggaran modal melibatkan suatu pengikatan (Penanaman) dana di masa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang. Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko.

 

          Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi Capital Budgeting “Capital Budgeting is the Process of evaluating and selecting long-term invesmentsconsistents with the firm’s goal of owner wealth maximization”. Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah proses kegiatan yang mencakup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi yang diusulkan. Aktivitas suatu investasi ditujukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan selama periode tertentu di waktu yang akan datang, yang mempunyai titik awal (kapan investasi dilaksanakan) dan titik akhir (kapan investasi akan berakhir).

 

          Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Dalam penggantian atau pembahasan kapasitas pabrik misalnya : dana yang sudah ditanamkan akan terikat dalam jangkawaktu yang panjang, sehingga perputaran dana tersebut kembali menjadi uang tunai tidak dapat terjadi dalam waktu satu atau dua tahun, tetapi dalam jangka waktu yanglama..

 

          Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisa dan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi tersebut sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang akan datang, sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi tersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time passes, fixed assets may become obselete or may require an overhaul; at these points, too, financial decisions may be required”. Perusahaan biasanya membuat berbagai alternative atau variasi untuk berinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan asset tetap seperti tanah, mesin dan peralatan. Aset tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber pendapatan yang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan.Capital budgeting dan keputusan keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah ditentukan untuk diterima, manager keuangan kemudian memilih metode pembiayaan yang paling baik.

 

2.2 Pentingnya Capital Budgeting

          Capital Budgeting sangatlah penting bagi perusahaan karena didalamnya terdapat jumlah biaya yang besar sedangkan manfaatnya baru dapat dinikmati dalam jangka panjang. Keputusan dibidang Capital Budgetingmemiliki pengaruh yang lebih besar terhadap perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang. Capital Budgeting mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan karena :

1.      Dana yang dikeluarkan akan terkait untuk waktu yang panjang sehingga ini berpengaruh bagi penyediaan dana untuk keperluan lain

2.      Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan diwaktu yang akan datang

3.      Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar

4.      Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat.

 

 

2.3 Tahapan Capital Budgeting

 

          Proses penganggaran modal diawal dengan mengusulkan proyek baru kemudian mengestimasikan arus kas proyek selanjutnya menentukan apakah proyek tersebut layak untuk dilakukan. Setelah itu barulah perusahaan mengimplementasikan proyek yang layak dan terakhir ialah memonimator proyek proyek yang telah di implemasikan. Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci lagi tentang tahapan tahapan tersebut:

 

1.      Mengusulkan proyek baru

          Hal ini terjadi ketika divinisi atau apartermen menawarkan masukan berupa proyek proyek baru yang mungkin bisa dipertimbangkan oleh perusahaan.

2.      Mengestimasikan arus kas proyek

          Mengestimasikan arus kas yang berasal dari proyek –proyek potensial sangatlah penting dari proses penganggaran modal. Pendapatan yang ditrima dari proyek menunjukan arus kas yang masuk, sedangkan pembayaran untuk menutupi beban proyek menunjukan arus kas keluar. Itulah mengapa setiap proyek potensial mampu memenuhi arus kas perusahaan.

3.      Menentukan apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan

          Langkah selanjutnya ialah penilaian. Salah satu metode yang terkenal adalah teknik nilai sekarangn bersih. Tentu yang diperlukan salah satunya diantara dua proyek yang dibuat dengan tujuan yang sama yang dapat ditrima. Ada juga istilah lain yaitu proyek indenpenden yang maksudnya ialah proyek yang kelayakannya dapat dinilai tanpa mempertimbangkan proyek proyek lain

 

4.      Mengenplementasikan proyek proyek yang layak untuk dijalankan

         Dalam proses ataupun tahapan ini perlu fokus pada pengimplemasian proyek proyek yang akan dijalankan. Sebagai bagian dari proses implementasi, perusahaan harus memperoleh dana yang memerukan untuk mendanai proyek.

5.      Memonitor proyek proyek yang telah diimplentasikan

          Proyek proyek yang telah diimplentasikan perlu dimonitor untuk menentukan apakah arus kasnyanya diestimasi dengan baik. Pemonitoran juga dapat mendekteksi ketidakefesienan dalam proyek dan dapat membantu menentukan kapan suatu proyek sebaiknya ditinggalkan.

 

2.4  Proses Capital Budgeting

 

Proses Capital Budgeting terdiri dari 5 langkah yang saling berkaitan yakni:

1.      Pembuatan proposal

          Proposal penganggaran barang modal dibuat disemua tingkat dalam sebuah organisasi bisnis. Untuk menstimulasi aliran berbagai ide, banyak perusahaan menawarkan penghargaan berupa uang tunai untuk beberapa proposal yang diadopsi.

2.      Kajian dan analisa.

          Proposal penganggran barang modal secara formal direview dalam rangka

A.    Mencapai tujuan dan rencana utama perusahaan dan Yang paling penting

B.     Untuk mengevaluasi kemampuan ekonominya

         Biaya yang diajukan dan benefit yang diestimasikan dikonversikan menjadi sebuah cash flow tersebut untuk menghitung tingkat keuntungan dari investasi. Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan dievaluasi. Setelah analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data tambahan dan rekomendasi yang ditujukan untuk para pengambil keputusan.

3.      Pengambilan keputusan

          Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran barang modal menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat keputusan penganggaran perusahaan biasanya mendelegasikan kewenangan penganggaran barang modal sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi memberikan keputusan akhir untuk sejumlah tertentu penganggran barang modal yang dikeluarkan

4.      Implementasi

          Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap implementasi segera dimulai. Untuk pengekuaran kecil, penganggran dibuat dan pembayaran langsung dilaksanakan. Namun untuk penganggran dalam jumlah besar, dibutuhkan pengawasan yang sangat ketat.

5.      Follow up (tindak lanjut)

          Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoringselama tahap kegiatan oprasi berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada dan keuntungan yang diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah sangat vital. Ketika biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk menghentikannya, apakah dengan meningkatkan, apakah dengan meningkatkan benefit atau mungkin menghentikan proyek tersebut.

          Setelah langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada langkah kajian dan analisa. Maupun pengambilan keputusan (langkah 2 dan 3) yang membutuhkan waktu dan tenaga yang paling besar. Langkah terakhir yakni follow up juga penting namun sering diabaikan. Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga perusahaan untuk dapat meningkatkan akurasi cash flowyang diestimasi.

 

2.5 Arus kas

 

          Di dalam melakukan analisa capital budgeting diperlukan estimasi arus kas. Dimulai dari investasi awal hingga proyek itu jalan. Pada tahap awal kas perusahaan masih negatif karena perusahaan hanya mengeluarkan dana untuk pelaksanakan proyek tersebu, setelah proyek tersebut selesai dan arus kas akan menjadi positif akibatnya adanya penghasilan yang dihasilkan dari investasi tersebut.

          Perusahaan mengharapkan akan menghasilkan arus kas yang lebih besar dari pada sebelum melakukan investasi. Di dalam capital budgeting ini disebut sebagai arus kas tambahan (incremental cash flow). Incremental cash flow ini yang digunakan untuk menghitung atau menganalisa kelayakan suatu proyek dengan metode net present value.

         Arus kas suatu proyek terdiri atas berberapa koponen yaitu :

1.      Initial investment (inventasi awal), semua pengeluaran yang digunakan untuk membiayai proyek tersebut

2.      Fre cash flow (Arus Kas Bersih), dapat dihasilakan selama proyek tersebut berlangsung. Yang diperhitungkan disini adalah selisih arus kas masuk dan keluar (pendapatan dan biaya ) setelah dikurangi pajak dan tidak menghitungkan bunga dan depresiasi.

3.      Terminal value (Arus kas), yang dihasilkan jika pada akhir periode, investasi tersebut dijual. Nilai ini adalah nilai bersih dari penjual tersebut

 

          Arus kas untuk tujuan Capital Budgeting didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas semua modal perusahaan. Secara aljabar, definisi tersebut sama dengan laba sebelum bunga dan pajak, dikurangi pajak penghasilan jika perusahaan mempunyai hutang, ditambah beban penyusutan non kas. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Cash Flaw=EBIT (1-T) + Depresiasi

 

 

 


Dimana

EBIT         = laba sebelum bunga pajak

T                = pajak penghasilan perusahaan

Depr          = beban penyusutan

 

          Rumusan tersebut berlaku untuk perusahaan yang tidak memiliki hutang. Apabila perusahaan memiliki hutang maka rumusnya adalah :

 

Cash Flaw= NI + Depr  + Rd (1 - T)

 

 

 


Dimana :

NI  = Net Income

Rd = Interest Expence ( Biaya Bunga Bank )

         

          Perkiraan Cash flow merupakan hal yang sangat penting dalam proses capital budgeting, yakni sebuah proses yang rumit dan kompleks yang membutuhkan pemikiran dan perhitungan yang matang agar estimasi Cash flow yang diproyeksikan mampu mendekati pemikiran cash flow yang dilaksanakan perusahaa. Dengan demikian, penilaian terhadap hasil analisis capital budgeting akan memberikan penilaian yang akurat pada keputusan investasi.

 

2.6 Metode ANALISIS Capital Budgeting

 

1.      Metode Period Method

          Dalam metode ini, penilaian investasi ditekankan pada pengukuran jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup kembali nilai investasi awal (Initial Investment), dengan menggunakan aliran kas bersih (Net Cash flow) yang dihasilkan investasi tersebut.

          Jika kriteria Payback Period yang digunakan dalam penilaian investasi, maka terlebih dulu harus ditetapkan jangka waktu maksimum yang diinginkan dari pengambilan modal investasi. Jika payback period investasi lebih pendek dari payback period maksimum, maka investasi yang ditrima.Metode ini cukup sederhana .

          Formula untuk mencari Payback Period adalah 

 

 

 

 


Metode Payback Period memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:

1.      Mengabaikan nilai waktu dari uang

2.      Mengabaikan proceeds setelah PBP

3.      Mengabaikan nilai sisa

          Untuk mengatasi kelemahan metode Payback Period, maka beberapa perusahaan melakukan modifikasi dengan Pendekatan Discounted Payblack (DPP). Metode ini seperti Metode Payback Period biasa, namun dalam perhitungannya menggunakan aliran kas yang didiskontokan dengan discount rate tertentu

 

2.      Net present value method (NPV )

          Dalam media ini, penilaian investasi ditekankan pada pengukuran seberapa besar selisih yang dapat dihasilkan antara nilai sekarang present value investasi dengan aliran kas bersih (net cash flow ) yang dihasilkan selama umur investasi, baik oprasional maupun aliran kas besrsih pada umur investasi (terminal cash flow )

          Penetapan nilai sekarang dari aliran kas bersih selama umur investasi harus didasarkan pada tingkat bunga tertentu yang dianggap relavan. Umumnya tingkat bunga (yang berfungsi sebagai discount facktor) yang digunakan adalah biaya penggunaan dana (cost of capital), yaitu bunga dari modal yang digunakan untuk membelanjai investasi atau dapat pula digunakan tingkat bunga yang berlaku untuk tabungan.

          Pemilihan discount faktor merupakan masalah penting dalam metode NPV. Hakikatnya, pemilihan discount fackor merupakan cerminan dari pemikiran para investor mengenai opportunity cost yang sesuai bagi dana yang akan digunakan untuk membelanjai kegiatan investasi.

          Metode NPV ini merupakan metode untuk mencari selisih antara nilai sekarang dari aliran kas (proceed) dengan nilai sekarang dari suatu investasi ( outlays)

 

 

 

 


Keterangan

10           = nilai investasi atau outlays

At       = aliran kas netto pada periode t

r          = discount rate

t          = jangka waktu proyek investasi ( umur proyek investasi )

 

          pengambilam keputusan apakah suatu proyek investasi ditrima atau ditolak jika menggunakan metode net present value (NPV) kita bandingkan nilai NPV tersebut dengan ilai nol. Apabila NPV > 0 atau positif, maka investasi layak ditrima, sebaliknya apabila NPV <0 atau negatif, maka rencana investasi tidak layak ditrima atau ditolak.

 

3.      Metode Profititabilty Index (PI)

          Metode Profititabilty Index atau benefit cost ratio merupakan metode yang memiliki hasil keputusan sama dengan metode NPV, artinya apabila suatu proyek investasi ditrima dengan menggunakan metode NPV maka akan ditrima pula jika dihitung menggunakan metode Profiteability Index ini. Formula metode PI adalah

 

 

 

 


          Pengambilan keputusan apakah suatu proyek investasi akan ditrima (layak ) atau ditolak (tidak layak) kita bandingkan dengan angka 1. Apabila P1>1, maka rencana investasi layak ditrima, sedangkan apabila PI <1 maka rencana investasi tidak layak ditrima atau ditolak.

 

4.      Metode Accounting Rate Of Return (ARR)

          Metode Accunting Rate Return (ARR) mengukur besarnya tingkat keuntungan dari investasi yang digunakan untuk memperoleh keuntungan tersebut. Keuntungan yang diperuntungkan adalah keuntungan bersih setelah pajak (earing after tax, EAT). Sedangkan investasi yang diperhitungkan adalah rata rata investasi yang diperoleh dari investasi awal (jika ada) ditambah investasi akhir dibagi dua. Hasil dari ARR ini merupakan angka relatif (presentase)

 

 

 

 


          Penggunaan metode ARR ini sangat sederhana mudah untuk mengambil keputusan. Apabila besarnya ARR lebih besar dari biaya investasi yang digunakan (biaya modal) maka investasi tersebut layak untuk dilaksanakan, dan sebaiknya. Metode ini banyak kelemahannya, yaitu sebagai berikut

1.      Mengabaikan nilai waktu dari uang

2.      Hanya menitikberatkan masalah akuntansi, sehingga kurang memperhatikan data aliran kas dari investasi

3.      Merupakan pendekatan jangka pendek dengan menggunakan angka rata rata yang menyesatkan

4.      Kurang memperhatikan panjangnya (lamanya) jangka waktu investasi.

 

5.      Metode internal Rate Of Return (IRR)

          Metode internal rate of return (IRR) merupakan metode penilian investasi untuk mencari tingkat bunga (discount rate) yang menyelamatkan nilai sekrang dari aliran kas neto (Present Value Of Procceds) dan investasi (Initial outlays)

          Pada saat IRR tercapai, maka besarnya NPV sama dengan nol. Oleh karena itu, untuk menghitung IRR diperlukan data NPV dari kutub (daerah) positif dan kutub negatif kemudian dilakukan interpolasi (mencari nilai selisih) sehingga diperoleh NPV sama dengan nol. Penggunaan metode IRR ini memiliki konsep yang identik atau sama dengan penentuan besarnya bunga yang dihasilkan obligasi hingga jatuh temponya (yield to maturity)

          Penelian investasi mengguanakan metode IRR ini lebih sulit dibanding metode NPV karena menggunakan cara coba coba ketika menentukan besarnya discount rate investasi. Kesulitan ini dapat diatasi jika dalam perhitungannya menggunakan kalkulator atau komputer. Jika menggunakan IRR, maka invesatasi akan ditrima bila besarnya IRR lebih besar dibanding tingkat bunga yang dipergunakan sebagai biaya modal, dan sebaliknya ditolak apabila IRR lebih kecil daripada biaya modal yang digunakan.

 

 


Keterangan:

IRR     = Internal Rate Of Return

rk         = Tingkat Bunga Yang Kecil

rb         = Tingkat Bunga Yang Besar

NPV rk= Net Present Value Pada Tingkat Bunga Yang Kecil

PV rk   = Present Value Of Prococeeds Pada Tingkat Bunga Yang Kecil

PV rb   = Present Value Of Proceeds Pada tingkat bunga yang besar

 

          Dari kelima metode penilaian investasi yang telah dijelaskan diatas, ternyata ada 3 metode yang cukup baik digunakan dalam meniali investasi yaitu metode Net Present Value (NPV), Metode profitability Index (PI) dan Metode Internal Rate Of Return (IRR). Hal ini terutama karena ketiga metode tersebut memperhatikan nilai waktu dan uang dalam menganalisa penilaiannya.

          Dengan demikian, perhitungan NPV,PI, dan IRR semuanya menggunakan basis konsep yang sama yaitu  present value dari aliran kas yang terjadi, baik aliran kas keluar maupun aliran kas masuk. Keputusan yang diambil dengan menggunakan ketiga metode tersebut juga tidak berbeda.

 

 

KASUS

CAPITAL BUDGENTING

 

Contoh Soal

 

Pt Mulya Giat mengajukan dua proposal proyek untuk dianalisis, data tentang kedua proposal proyek tersebut adalah sebagai berikut

 

Proyek”A”

Proyek “B”

Kebutuhan investasi

Rp. 250.000.000

Rp. 200.000

Nilai residu

Rp. 50.000.000

Nihil

Umur ekonomis

5 tahun

5 tahun

Bunga modal

15%

15%

 

Pola penjualan untuk 5 tahun mendatang sebagai berikut:

 

Proyek”A”

Proyek”B”

Tahun 1

Rp. 525.000.000

Rp. 400.000.000

Tahun 2

Rp. 400.000.000

Rp. 400.000.000

Tahun 3

Rp. 550.000.000

Rp. 200.000.000

Tahun 4

Rp. 450.000.000

Rp. 250.000.000

Tahun 5

Rp.150.000.000

Rp. 250.000.000

 

Biaya dan pajak yang harus diperhitungkan dari masing masing proyek setiap tahun adalah sebagai berikut:

 

Proyek”A”

Proyek”B”

Biaya tetap pertahun

Rp. 100.000.000

Rp. 75.000.000

Biaya variabel

60%

50%

Pajak keuntungan

40%

40%

 

Dalam biaya tetap sudah termasuk biaya penyusutan dan biaya bunga baik untuk proyek”A” maupun proyek”B”

Ditanyakan ;

1.      Menentukan pola EAT untuk kedua proyek

2.      Menentukan proyek yang dipilih berdasarkan PBP (Pay Back Period)

3.      Menentukan proyek yang dipilih berdasarkan NPV (Discount Rate 15%)

4.      Hitung profitability index kedua proyek

5.      Kesimpulan yang dapat diambil jika kedua proyek bersifat Contigent? Dengan amsumsi dana cukup tersedia

 

Penyelesaian:

 

1.      Pola EAT proyek”A” (dalam rupiah)

 

th

Penjualan

(Rp)

FC

(Rp)

VC

(Rp)

TC

(Rp)

EBT

(Rp)

PAJAK

(Rp)

EAT

(Rp)

1

525.000.000

100.000.000

315.000.000

415.000.000

110.000.000

44.000.000

66.000.000

2

400.000.000

100.000.000

240.000.000

340.000.000

60.000.000

24.000.000

36.000.000

3

550.000.000

100.000.000

330.000.000

430.000.000

120.000.000

48.000.000

74.000.000

4

450.000.000

100.000.000

270.000.000

370.000.000

80.000.000

32.000.000

48.000.000

5

150.000.000

100.000.000

90.000.000

190.000.000

(40.000.000)

 

(40.000.000)

 

Pola EAT proyek”B” (dalam rupiah)

Th

Penjualan

(Rp)

FC

(Rp)

VC

(Rp)

TC

(Rp)

EBT

(Rp)

PAJAK

(Rp)

EAT

(Rp)

1

400.000.000

75.000.000

200.000.000

275.000.0000

125.000.000

50.000.000

75.000.000

2

400.000.000

75.000.000

200.000.000

275.000.000

125.000.000

50.000.000

75.000.000

3

200.000.000

75.000.000

100.000.000

175.000.000

25.000.000

10.000.000

15.000.000

4

250.000.000

75.000.000

125.000.000

200.000.000

50.000.000

20.000.000

30.000.000

5

250.000.000

75.000.000

125.000.000

200.000.000

50.000.000

20.000.000

30.000.000

 

2.             Pola Proceed proyek “A”                                Pola Proceed proyek “B”           

Th

EAT

Penyusutan

Proceed

 

Th

EAT

Penyusutan

Proceed

1

400.000.000

75.000.000

200.000.000

 

1

125.000.000

50.000.000

75.000.000

2

400.000.000

75.000.000

200.000.000

 

2

125.000.000

50.000.000

75.000.000

3

200.000.000

75.000.000

100.000.000

 

3

25.000.000

10.000.000

15.000.000

4

250.000.000

75.000.000

125.000.000

 

4

50.000.000

20.000.000

30.000.000

5

250.000.000

75.000.000

125.000.000

 

5

50000.000

20.000.000

30.000.000

 

Proceed proyek “A”

 

Proceed proyek “B”

Tahun 1

Rp. 106.000.000

 

Tahun 1

Rp.   115.000.000

 

Tahun 2

Rp.   76.000.000

+

Total out lay

Rp.   200.000.000

-

Jumlah

Rp.   182.00.000

 

Kekurangan

Rp.     85.000.000

 

Total out lay

Rp. 250.000.000

-

 

 

 

Kekurangan

Rp.   68.000.000

 

 

 

 

   Waktu =  x 12 bulan         Waktu =  x 12 bulan

   Waktu = 7,3 bulan                                  Waktu = 8,9 bulan

PBP proyek “A” = 2 tahun                       PBP proyek “B” = 1 tahun 8,9 bulan

Proyek yang baik di pilih berdasarkan PBP adalah proyek “B”

 

3.      Net present value

Proyek “A”

 

Proyek “B”

Proceed

DF 15%

PV

 

Proceed

DF 15%

PV

106.000.000

0,870

92.220.000

 

115.000.000

0,870

100.050.00

76.000.000

0,756

57.456.000

 

115.000.000

0,756

86.940.000

112.000.000

0,658

73.696.000

 

55.000.000

0,658

36.190.000

88.000.000

0,572

50.336.000

 

70.000.000

0,572

40.040.000

50.000.000

0,497

24.850.000

 

70.000.000

0,497

34.790.000

Total present value

298.558.000

 

Total present value

298.010.000

Present value out lays

250.000.000

 

Present value out lays

200.000.000

Net present value (NPV)

48.558.000

 

Net present value (NPV)

98.010.000

 

Proyek yang baik untuk dipilih berdasarkan NPV adalah proyek “B”

 

4.      Profitability indek (PI)

Proyek “A”                                                    Proyek “B” 

PI =  = 1,19                              PI =  = 1,49

 

5.      PI gabungan =  = 1,33

Kesimpulan : kedua proposal proyek dapat diterima karena menghasilkan PI gabungan lebih besar dari satu.

BAB III

PENUTUPAN

 

3.1           Kesimpulan

         Penganggaran modal (capital budgeting ) adalah suatu konsep investasi. Dikatakan sebagai suatu konsep investasi,sebab penganggaran modal melibatkan suatu pengikatan (penanaman) dana dimasa sekarang dengan harapan memeperoleh keuntungan yang menghendaki dimasa mendatang. Capital budgenting sangat penting bagi perusahaan karena didalamnya terdapat jumlah biaya yang besar sedangkan manfaatnya baru dapat dinikmati dalam jangka panjang. Keputusan dibidang capital budgenting ini akan memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang. Di dalam melakukan analisa capital budgenting diperlukan estimasi arus kas. Perusahaan mengharapkan akan menghasilkan arus kas yang lebih besar daripada sebelum melakukan suatu investasi. Didalam capital budgenting ini disebut sebagai arus kas tambahan (incremental cash flow). incremental cash flow ini yang digunakan untuk menghitung atau menganalisa kelayakan suatu proyek dengan metode net present value. Arus kas untuk tujuan capital budgenting didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas semua modal perusahaan.

         Tahapan capital budgenting dimulai dari mengusulkan proyek dan menentukan biaya, memikirkan aliran kas hingga mengestimasi resiko, menentukan biaya modal yang tepat dengan menggunakan nilai waktu uang, alir ini yang digunakan untuk menghitung atau menganalisa kelayakan suatu proyek dengan metode net present value. Arus kas untuk tujuan capital budgenting didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas semua modal perusahaan.

          Tahapan capital budgenting dimulai dari mengusulkan proyek dan menentukan biaya, memikirkan aliran kas hingga mengestimasi resiko, menentukan biaya modal yang tepat dengan menggunakan nilai waktu uang, alir ini yang digunakan untuk menghitung atau menganalisa kelayakan suatu proyek dengan metode net present value. Arus kas untuk tujuan capital budgenting didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas semua modal perusahaan.

          Tahapan capital budgenting dimulai dari mengusulkan proyek dan menentukan biaya, memikirkan aliran kas hingga mengestimasi resiko, menentukan biaya modal yang tepat dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva dan nilai terakhir nilai sekaranag dari alliran kas yang diharapkan dibandingkan dengan biaya. Proses capital budgenting yaitu pembuatan proposal anggaran dana kajian dan analisa, pengambilan keputusan, implementasi, dan follow up (tindak lanjut), metode analisis capital budgenting terdiri dari metode period method, net present value method (NPV), metode profitability index (PI), metode accunting rate of return (IRR).

 

3.2           Saran

 

1.      Perusahaan perlu melakukan analisis capital budganting untuk menilai kelayakan investasi aset tetap, yaitu menyusun rencana investasi dengan sebaik baiknya, serta melakukan estimasi terhadap arus kas atas proyek investasi yang hendak dilakukan.

2.      Perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian yang memadai terhadap operasi perusahaan untuk menghindari pelaksanaan proyek tidak menyimpang terlalu jauh dari apa yang sudah direncanakan.

 

DAFTAR PUSAKA

 

Gray, Clive ., Lien K. Sabur., Pasaman Simanjuntak dan P.F.L. Maspaitella.1985. Pengantar Evaluasi Proyek. Gramedia. Jakarta.

Husnan, Suad dan Muhamad, Suwarno. 2000. Studi Kalayak Proyek. UPP AMP YKPN. Yogyakarta

Pangestu S.2001. Manajemen Keuangan (Bahan Ajar) Program Studi Manajemen Agribisnis. UGM.Yogyakarta.

Simarmata, Dj. A. 1984. Pendekatan Sistem dalam Analisis Proyek Investasi dan Pasar Modal. Gramedia. Jakarta

http://herryakmen.blogspot.co.id/2011/09/capital-bugeting.html


Comments